Senin, 05 Juli 2010

PENDIDIKAN GRATIS DONGKRAK MUTU SDM


MAKASSAR -- Langkah sejumlah pemerintah daerah memberlakukan pendidikan gratis dinilai sudah sangat tepat. Program yang sering menjadi jualan dalam kampanye pilkada ini diyakini sanggup mendongkrak mutu sumber daya manusia (SDM).

Hal ini mencuat dalam Seminar Nasional Membangun Sistem Pendidikan Nasional dengan Strategi Transformasi Budaya Nusantara di Asrama Haji Sudiang, Selasa, 9 Maret. Seminar ini merupakan rangkaian Kongres Nasional BEM PTNU Se-Nusantara yang berlangsung 9-14 Maret.

Hadir sebagai narasumber Rektor Universitas Darul Ulum Lamongan Jatim M. Afif Hasbullah SH, SAg, MHum, Bupati Morowali Sulteng Drs Anwar Hafid dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel A Patabai Pabokori. Kongres ini dihadiri 172 Perguruan Tinggi dari 273 institusi yang tergabung dalam BEM PTNU, terbagi dalam tujuh wilayah; Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah-Djogjakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara-Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Bupati Morowali Anwar Hafid mengaku meluncurkan pendidikan gratis 12 tahun, mulai SD hingga SMA. Program ini berlaku baik di sekolah negeri maupun swasta, mulai 2007 lalu. Menurutnya, pendidikan gratis terbukti memperbaiki mutu sumber daya manusia. Apalagi, dari Rp 500 miliar total APBD Morowali, Rp 160 miliar dialokasikan untuk pendidikan gratis. BOS dan Bantuan Biaya Pendidikan ikut mendonasi program ini.

Di Sulsel, program serupa juga berlaku. Namanya program pendidikan dan kesehatan gratis. Hanya saja, menurut Patabai Pabokori, gratis hanya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar saja. Seragam dan fasilitas lainnya ditanggung orangtua masing-masing.

"Program pendidikan gratis di Sulsel sudah memiliki payung hukum berupa Memorandum Of Understanding yang ditandatangani Gubernur Sulsel bersama Bupati yang disaksikan oleh menteri pendidikan," tandasnya.

Rektor Unisda Lamongan, Afif Hasbullah mengatakan salah satu kendala bagi peningkatan mutu pendidikan adalah kebiasaan menempatkan pendidikan sebagai sektor yang berdiri sendiri. Padahal, lembaga pendidikan tidak bisa terpisahkan dengan lembaga-lembaga lain bahkan saling berkolerasi dengan profit lainnya.

MAHASISWA UIM MAKASAR PRESNAS INDONESIA TIMUR

Mahasiswa Universitas Islam Makassar IUM) Herwin Tandirerung terpilih sebagai Presidium Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) periode 2010-2012.

Pemilihan yang berlangsung hingga larut malam tersebut diwarnai lobi-lobi antarpeserta kongres yang berasal dari 171 delegasi BEM PTNU se-Indonesia.
Meskipun sempat deadlock terkait dengan pembahasan kriteria untuk calon presnas, namun akhirnya kongres menyepakati beberapa kriteria calon presnas diantaranya tercatat sebagai peserta penuh dan minimal direkomendasikan oleh dua institusi BEM PTNU.
Kongres selanjutnya akan mengagendakan untuk wisata budaya besok (hari ini) di beberapa tempat-tempat bersejarah yang ada di Makassar.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengenalkan budaya lokal Bugis-Makassar kepada para peserta kongres yang berasal dari luar Sulawesi terutama Jawa. Alasan lain adalah untuk memberikan inspirasi kebudayaan dan memperluas wawasan kebangsaan yang plural.
Kongres yang akan berakhir besok (hari ini-red) juga mengagendakan Deklarasi Anak Muda NU untuk Bangsa, hal ini dimaksudkan untuk penyatuan visi gerakan kepemudaan ditingkat internal generasi muda NU.(cr7)